Syahru Sobri | Dr. H. Chazim Maksalina, M.H.
Syahru Sobri
oleh Dr. H. Chazim Maksalina, M.H.
Ketua Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo
Puasa dengan sabar berhubungan erat di antara keduanya. Puasa secara harfiah artinya adalah menahan demikian halnya sabar mengandung makna menahan tidak terburu-buru. Bahwa puasa memiliki kaitan erat dengan kesabaran. Karena ada hadits yang diriwayatkan dengan kalimat, "berpuasa adalah separuh kesabaran" HR Ibnu Majah (al-shaum nisf al-shabr).
Terlihat jelas hubungan erat antara puasa dan kesabaran. Orang yang berpuasa pasti sedang melatih dan mengamalkan sikap kesabaran. Orang yang bersabar, pada gilirannya, adalah orang yang taqwa, dan orang yang taqwa pasti akan mengikuti perintah Tuhannya untuk menjalankan ibadah puasa. Oleh sebab itu pula bulan Ramadan disebut dengan syahru sobri(bulan sabar).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian sabar ada dua. Pertama, pengertian sabar adalah tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah. Kedua, pengertian sabar adalah tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu.
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi An-Naysaburi Al-Faqih Ash-Shufi Asy-Syafi'i Al-Asy'ari atau yang dikenal sebagi Imam Al-Ghazali menjelaskan ada empat macam sabar dalam kitab Minhajul Abidin.
Beliau menjelaskan bahwa sifat sabar itu merupakan obat yang pahit dan minuman yang tidak disukai, namun berkah. Dengan sabar seorang hamba akan memperoleh banyak keuntungan dan terhindar dari segala mudharat.
Selanjutnya empat macam sabar, menurut beliau adalah: Pertama, sabar dalam ibadah dan ketaatan. Kedua, sabar dari berbuat maksiat. Ketiga, sabar dari melakukan hal-hal yang tidak berguna dan berlebihan di dunia. Keempat, sabar dalam menghadapi ujian dan musibah.
Dalam ulasannya, beliau menegaskan, jika kita bisa menahan pahitnya ujian hidup dan mampu bersabar dengan empat macam kesabaran tersebut, niscaya kita akan memperoleh karunia berupa ketabahan, istiqamah, serta karunia yang lebih besar di akhirat nanti. Kita juga akan selamat dari beragam tindakan maksiat, beserta bencana yang akan didapatkan jika kita bermaksiat, baik di dunia maupun di akhirat.
Beliau Al-Ghazali menuturkan, setidaknya ada sekitar tujuh puluh lebih keterangan dalam Al-Qur’an terkait sifat keutamaan sabar, anjuran sabar, dan ganjaran yang akan diperoleh orang yang senantiasa menjaga kesabaran. Di antaranya QS Al Baqarah ayat 153 yang menyatakan, "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". Dalam sasihatnya Imam Ibrahim at-Taimiy mengatakan, yang artinya: Setiap kali Allah menganugerahi kesabaran pada hamba-Nya, baik atas rasa sakit, malapetaka, dan musibah, pasti juga memberinya yang lebih baik dari (ganjaran) keimanan itu sendiri.
Sabar adalah kunci dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan. Semakin tinggi tingkat kesabaran seseorang, maka semakin siap pula ia menghadapi suatu masalah. Orang yang sabar adalah orang yang memiliki nilai tinggi dalam hidup dan lingkungannya.
Sebaliknya orang yang tidak sabar, akan selalu mendatangkan kekacauan dan merusak tatanan kehidupan sosial. Seorang ingin jabatan tetapi tidak sabar maka dia bisa mengambil jalan pintas dengan menyuap. Demikian pula orang ingin kaya tapi tidak sabar karena kedudukannya maka dia melakukan korupsi. Dengan kata lain seseorang yang tidak memiliki kesabaran maka dia bisa bertindak menghalalkan segala cara.
Ketika seseorang tidak mampu menahan keinginan (syahwat), ini dapat menimbulkan konsekuensi yang serius dalam kehidupan pribadi, keluarga, bahkan masyarakat secara lebih luas. Sifat tamak dan rakus, upaya memberi nafkah keluarga dengan cara-cara yang haram, hingga merasa bahwa segala cara, termasuk tindakan korupsi dan kolusi, adalah hal yang diperbolehkan, semuanya dapat muncul akibat kurangnya menahan diri terhadap syahwat (keinginan) yang tidak terkendali.
Dapat disimpulkan antara ibadah puasa dan sabar keduanya tidak dapat dipisahkan. Puasa tanpa kesabaran akan kehilangan maknanya, karena tidak mampu menjaga dari tindakan yang bisa membatalkan puasa. Sabar dan puasa adalah seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Tingkat kesabaran seseorang dalam menghadapi hal-hal yang dapat membatalkan atau mengurangi ibadah puasa adalah ukuran kualitas dari ibadah puasanya.
Wallahu a'lam bi showab
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa sohbihi ajma'in