Periode Makkah
Periode Makkah
oleh Dr. H. Chazim Maksalina, M.H.
Ketua Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo
Waktu 23 tahun dapat dikatakan waktu yang sangat pendek untuk sebuah pembentukan peradaban dalam kesejarahan. Tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari , dibulatkan menjadi 23 tahun . Itulah masa perjuangan atau kita sebut dengan dakwah dari kata ( da'a, yad'u da'watan artinya mengajak). Masa perjuangan itupun terbagi menjadi dua periode, yakni periode Makkah dan periode Madinah.
Inilah satu-satunya yang dikatakan Michael H Hart dari periode nol sampai terbentuknya peradaban maju, Nabi menyaksikan langsung keberhasilan dakwahnya, yang mengubah multi tatanan yang ada di dunia.
Sebelum hijrah ke Madinah pada tahun 622, Nabi Muhammad lebih dulu berdakwah di Mekkah dan menerima wahyu pertamanya di sana. Perjuangan Nabi Muhammad di Mekkah berlangsung sekitar 13 tahun, sebelum akhirnya hijrah ke Madinah. Dakwah Rasulullah di Mekkah dilakukan dengan dua cara, yaitu secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan di muka publik.
Di bawah ini catatan singkat perjuangan dan tahapan dakwah Rasulullah di Makkah.
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT untuk pertama kalinya pada 17 Ramadan 610 Masehi. Cara pertama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada periode dakwah di Mekkah adalah menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi. Dakwah secara sembunyi dilakukan kepada keluarga dan sahabat dekat, yang dimulai dengan mengajak istrinya, Siti Khadijah radliyallahu anha. Setelah itu, beberapa kerabat dan sahabat yang memeluk Islam adalah Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqas, Thalhah bin Ubaidillah Abdurrahman bin Auf, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Al-Arqam bin Abil Arqam.
Mereka itulah yang dikenal sebagai Assabiqunal Awwalun atau orang-orang pertama yang masuk Islam dan nantinya mendukung dakwah Nabi secara terang-terangan. Dakwah secara sembunyi-sembunyi dilakukan agar tidak mengejutkan kaum Quraisy di Mekkah yang masih fanatik terhadap paganisme dan kemusyrikan.
Kisah dakwah Nabi Muhammad secara sembunyi-sembunyi dilakukan selama tiga tahun. Selama masa dakwah ini, Nabi Muhammad berhasil mengajak 40 hingga 50 orang untuk memeluk Islam.
Setelah melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi, turunlah wahyu Allah SWT Fasda` Bima Tu'maru Wa A`riđl 'Ani Al-Musyrikīn
"Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. ( Al-Hijr: 94) . yang memerintahkan Nabi Muhammad untuk dakwah secara terang-terangan. Dakwah secara terang-terangan dilakukan Nabi Muhammad secara terbuka di depan masyarakat Mekkah. Pada masa ini, Nabi Muhammad mendapatkan banyak tantangan, terutama penghinaan dan ancaman dari kaum Quraisy.
Tidak jarang kaum Quraisy menganiaya dan melakukan tindakan kekerasan kepada Nabi Muhammad. Kaum Quraisy juga menganggap Nabi Muhammad gila karena menurut mereka ajaran yang disampaikan berbeda dengan ajaran nenek moyang yang telah dipercaya sejak dulu. Meskipun mendapat cacian dan hinaan, Nabi Muhammad tetap menyerukan Islam di tengah masyarakat Mekkah. Tahapan dakwah Rasulullah di Mekkah ini berlangsung hingga peristiwa hijrah ke Madinah pada tahun 622.
Isi dakwah Nabi Muhammad di Mekkah. Pada masa jahiliyah, masyarakat Mekkah tidak hanya menyembah berhala, tetapi juga suka melakukan kemaksiatan dan berpesta pora. Selain itu, peperangan antar suku, pembunuhan, perampasan harta dan wanita, sudah biasa dilakukan sehari-hari. Inti dari ajaran Nabi Muhammad SAW pada periode Mekkah adalah pemurnian akidah. Adapun yang dimurnikan adalah ajaran tauhid Nabi Ibrahim yang telah banyak diselewengkan dan menimbulkan kesesatan.
Rasulullah berusaha menghapus penyembahan berhala, patung, dan benda-benda yang dikeramatkan lainnya. Selain itu, mengubah kebiasaan nenek moyang dan meluruskan segala adat istiadat, kepercayaan, dan upacara-upacara keagamaan. Nabi Muhammad mengajarkan bahwa satu-satunya yang harus disembah seluruh makhluk adalah Allah SWT.
Selain itu, Rasulullah juga menanamkan kemuliaan akhlak, menegakkan keadilan, dan menjunjung persamaan derajat.
Mari kita akhiri dengan bersholawat, Allahumma shalli wa sallim 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad.