Sya'ban Dalam Sejarah | Dr. H. Chazim Maksalina, M.H.
Sya'ban Dalam Sejarah
oleh Dr. H. Chazim Maksalina, M.H.
Ketua Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo
Hari ini memasuki hari ketiga bulan Sya'ban. Jika melihat kalender hijriyah bulan Sya'ban adalah bulan ke delapan. Dalam hal ibadah, pada bulan Sya'ban inilah Rasulullah melaksanakan ibadah puasa terbanyak selain di bulan Ramadhan. Oleh karena itu bulan Sya'ban dikenal sebagai bulan yang penuh berkah dan rahmat. Dalam setiap bulan hijriyah selalu diiringi dengan peristiwa sejarah penting dalam Islam. Momentum itu selalu terkait dengan ibadah atau nemiliki sejarah penting dalam perjalanan Islam. Kita perlu memahami fakta kejadian yang terjadi pada bulan Sya'ban.
Peralihan Arah Kiblat
Salah satu peristiwa di bulan Sya'ban yang sangat dikenal adalah peristiwa peralihan arah kiblat. Sebagaimana kita ketahui, pada awalnya, umat Islam menghadap ke arah Baitul Maqdis di Palestina saat melaksanakan shalat. Namun, pada bulan Sya'ban tahun kedua hijriyah, Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat ke Masjidil Haram di Mekkah.
Peristiwa tersebut sangat bersejarah karena menandai perubahan penting dalam tata cara ibadah umat Islam. Selain itu, perubahan kiblat juga menegaskan identitas umat Islam sebagai sebuah umat yang memiliki arah yang jelas dalam beribadah kepada Allah. Peristiwa ini mengandung pesan yang sangat dalam mengenai keimanan dan kepatuhan umat Islam terhadap perintah Allah Swt., serta sebagai pembuktian bahwa setiap perintah Allah itu memiliki hikmah yang besar.
Lailatul Badr dan Keberanian Para Sahabat
Tercatat dalam sejarah, selain momen peralihan arah kiblat, peristiwa di bulan Sya'ban yang tak kalah penting adalah kisah tentang keberanian para sahabat dalam pertempuran Badr. Meskipun pertempuran Badr terjadi pada bulan Ramadan, namun persiapannya dimulai pada bulan Sya'ban. Di bulan ini, umat Islam mempersiapkan diri untuk menghadapi musuh-musuh Islam yang ingin menghancurkan dakwah Nabi Muhammad SAW.
Di bulan Sya'ban, umat Islam bersiap dengan penuh semangat dan keberanian. Allah memberikan kemenangan kepada umat Islam dalam pertempuran Badr, yang menjadi simbol keberanian, keteguhan, dan kesetiaan kepada perjuangan dakwah Islam. Peristiwa ini juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya persiapan fisik dan mental dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan.
Puasa Sya'ban dan Kesempatan Memperbaiki Ibadah
Selain itu, dalam bulan Sya'ban, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah puasa sunah. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa beliau memperbanyak puasa sunah pada bulan Sya'ban. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah, bahwa Rasulullah saw tidak pernah berpuasa (sunah) lebih banyak daripada ketika bulan Sya’ban. Riwayat ini kemudian mendasari kemuliaan bulan Sya’ban di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Puasa ini menjadi sarana untuk membersihkan diri, meningkatkan ketakwaan, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Peristiwa di bulan Sya'ban yang terkait dengan puasa sunah ini memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki ibadah kita sebelum memasuki bulan Ramadan. Dengan berpuasa di bulan Sya'ban, umat Islam dapat mempersiapkan diri untuk menjalani ibadah Ramadan dengan lebih maksimal dan penuh keikhlasan. Selain itu, puasa di bulan Sya'ban juga memiliki keutamaan tersendiri, sebagaimana yang dijelaskan dalam berbagai hadits.
Malam Nisfu Sya'ban Malam Pengampunan
Salah satu peristiwa di bulan Sya'ban yang sangat penting adalah malam nisfu Sya'ban, yang jatuh pada tanggal 15 Sya'ban. Malam ini dikenal sebagai malam pengampunan, di mana Allah memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk bertaubat dan memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Pada malam tersebut, Allah Swt. turun ke langit dunia untuk mendekatkan diri kepada hamba-hamba-Nya yang memohon ampunan dan pertolongan.
Malam nisfu Sya'ban memiliki banyak keutamaan, dan umat Islam disarankan untuk memperbanyak doa, istighfar, dan ibadah pada malam tersebut. Hal ini menjadi momentum penting untuk kembali kepada Allah, meminta ampunan, dan memperbaharui niat serta tekad untuk hidup lebih baik ke depannya.
Peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya berdoa dan selalu mengharap rahmat serta ampunan Allah dalam setiap langkah kehidupan.
Turunnya Ayat Sholawat
Tahukah kita anjuran diturunkannya ayat tentang shalawat untuk Rasulullah saw?
Pada bulan Sya’ban inilah diturunkan ayat anjuran bershalawat untuk Nabi Muhammad saw, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56, yang artinya: "Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". Ibnu Abi Shai Al-Yamani mengatakan, bulan Sya’ban adalah bulan shalawat. Karena pada bulan itulah ayat tentang anjuran shalawat diturunkan.
Demikian yang dapat kita petik dari bulan Sya’ban dan peristiwa penting yang pernah terjadi dalam sejarah Islam. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan makin baik dalam mempersiapkan diri dalam bulan Ramadhan. Dari perubahan kiblat yang menggambarkan kepatuhan umat kepada Allah, hingga pertempuran Badr yang mengajarkan kita tentang keberanian dan persiapan diri. Juga ibadah puasa sunah yang menjadi sarana untuk memperbaiki diri sebelum Ramadan, serta arti malam nisfu Sya'ban yang memberikan kesempatan untuk bertaubat dan memohon ampunan Allah. Yang lebih penting lagi adalah memperbanyak sholawat kepada Nabi kita, di setiap saat dan kesempatan.
Dengan memahami peristiwa di bulan Sya'ban, kita dapat menjadikan sebagai momentum untuk meningkatkan ibadah, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah. Bulan ini menjadi waktu yang sangat berharga bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapi bulan Ramadan dengan hati yang bersih dan penuh keikhlasan.
Wallahu a'lam bi shhowab
Allhumma sholli wa sallim 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa ash-habihi ajma'in