logo

Ngaji Sehat dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Ersi Indah A on .

Ditulis oleh Ersi Indah A on . Dilihat: 50

Ngaji Sehat dalam Al Qur'an

oleh Dr. H. Chazim Maksalina, M.H.

Ketua Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo

 

            Islam sangat menganjurkan kita untuk selalu menjaga kesehatan baik jasmani maupun rohani. Apalagi kita sebagai khalifah fil ardli yang diberi mandat untuk memakmurkan bumi, menjaga kesehatan jasmani sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya. Kali ini kita akan membahas topik kesehatan khususnya berkaitan sehat jasmani.

           Hadits Rasulullah SAW menyampaikan urgensi menjaga kesehatan tubuh. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda, “ Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, walaupun keduanya baik.” (Hadis Riwayat Muslim).

             Dalam konteks ini, kekuatan fisik dipandang positif dan dihargai dalam Islam, karena mukmin yang kuat memiliki kemampuan lebih besar untuk beribadah, berkontribusi pada masyarakat, dan membawa kebaikan.

             Perintah untuk menerapkan pola hidup sehat dapat ditemui pula baik implisit maupun eksplisit dalam Al-Qur'an. Tentang pola hidup, produktivitas dan kualitas hidup ini,  sangat ditentukan oleh kesehatan jasmani dan rohani. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya.  

           Berikut, bahasan Al-Qur'an dalam menjaga kesehatan jasmani, antara lain:

          Pertama, Konsumsi Makanan dan Minuman Halal.   

          Setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi harus halal secara zat, pembuatan serta baik cara memperolehnya. Allah berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 168;

“ Wahai manusia Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah ayat 168).

            Dalam Tafsir Al-Qur’an al-Azim, Ibnu Katsir makanan yang tersedia di bumi boleh dikonsumsi manusia dengan syarat halal dan baik untuk dimakan tidak berdampak buruk bagi badan maupun akal.  

          Kedua, Konsumsi Makanan Bergizi. 

          Agar dapat beraktivitas dan menjaga kesehatan, tubuh manusia membutuhkan makanan untuk mendapat energi. Ada enam unsur gizi yang terkandung dalam makanan yaitu glukosa, lemak, protein, vitamin, garam, mineral, dan air.  Keenam unsur di atas sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam setiap proses metabolisme. Berkenaan dengan kandungan yang ada dalam makanan ini, tersirat dalam salah satu firman Allah di Surah Al-Baqarah ayat 57: 

 "Kami menaungi kamu dengan awan dan Kami menurunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri"(QS. Al-Baqarah ayat 57).

            Dalam Mu‘jam Alfaz Al-Qur’an Al-Karīm, Muhammad ‘Ali an-Najjār menyebut al-Mann merupakan sejenis madu yang beku dan turun dari langit seperti embun. Sedangkan as-Salwa adalah sejenis burung puyuh. Kedua makanan tersebut mengandung semua unsur utama gizi dan menghasilkan kalori tinggi. 

          Sedangkan dari jenis hewan Allah menyediakan daging, ikan, telur, dan susu dapat ditemukan pada Surah an-Nahl: 5, Yasin: 72-73, Fatir: 12

          Ketiga, Larangan Makan dan Minum Berlebihan.

          Dalam segala hal, sikap berlebihan selalu berdampak negatif. Begitu pula berlebihan dalam mengonsumsi makanan dan minuman, baik terlalu sedikit maupun terlalu banyak. Dalam Surah Al-A'raf ayat 31 Allah berfirman:  

 "Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS. Al-A'raf ayat 31)

             Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam Fiqh al-Islami wa adillatuhu berpendapat, ajaran Islam sangat memperhatikan kesehatan fisik dengan mewajibkan umatnya untuk memakan asupan yang dapat menjaga kehidupan, menolak kerusakan fisik, melakukan kewajiban-kewajiban agama seperti shalat, puasa dan yang lainnya.  

          Keempat, Istirahat Cukup Olahraga Teratur

          Adanya pergantian siang dan malam adalah bentuk kekuasaan Allah. Siang hari merupakan waktu bagi manusia bekerja mencari rezeki. Sedangkan malam hari dalam kondisi gelap gulita dimaksudkan agar manusia beristirahat, mengembalikan kekuatan, setelah siang harinya manusia berusaha keras mencari rezeki. Firman-Nya dalam Surah Al-Furqan ayat 47: 

"Dialah yang menjadikan 

malam untukmu (sebagai) pakaian dan tidur untuk istirahat. Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha" (QS. Al-Furqan ayat 47).  

          Demikian empat tuntunan yang bersumber dari Al-Qur'an mengenai pola hidup sehat dalam menjaga kebugaran jasmani.  Wallahu'alam.

 Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa sohbihi wa sallim ajma"in 







Hubungi Kami

Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo

Jl. Tinaloga No.5 Kelurahan Dulomo Selatan, Kota Utara, Gorontalo

Telp: 0435-8591389 
Fax: 0435-831625

Email : surat@pta-gorontalo.go.id

Hak Cipta Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo © 2022