Ketika Sebuah Loyalitas Disalah Artikan
KETIKA SEBUAH LOYALITAS DISALAH ARTIKAN
Dra. Hj. Niswaty Puluhulawa, S.H
Sekretaris Pengadilan Agama Limboto
Kata “ Loyal “ sangat mudah diucapkan akan tetapi bukan suatu keniscayaan ketika menyebutkan kata loyal maka akan terbesit dalam benak kita adalah setia, patuh dan taat bahkan terkadang disalah artikan loyal adalah pendekatan emosional dengan atasan atau Pimpinan. Seringkali orang menyangkut pautkan pengertian loyalitas yaitu seberapa lama dan banyaknya waktu serta tenaga yang dicurahkan oleh seorang pegawai untuk bekerja tanpa mengharapkan imbalan apapun dari organisasi atau instasi dimana dia bekerja, tetapi kenyataannya tidak seperti itu, mereka bertahan hanya karena gaji dan tunjangan yang diterimanya.
Loyalitas pada dasarnya merupakan kesetiaan, pengabdian dan kepercayaan yang diberikan atau ditunjukan kepada seeorang atau lembaga yang didalamnya terdapat rasa tanggung jawab untuk berusaha memberikan pelayanan dan perilaku yang terbaik. Dapat dikatakan bahwa pegawai yang loyal terhadap instansi adalah pegawai yang mempunyai kemauan dalam bekerja sama yang berarti kesediaan mengorbankan diri, kesediaan melakukan pengawasan diri dan kemauan untuk tidak menonjolkan kepentingan diri sendiri. Kesediaan untuk mengorbankan diri sendiri ini melibatkan adanya kesadaran untuk mengabdikan diri kepada instansi tersebut, pengabdian ini akan selalu menyongkong peran serta pegawai dalam instansi.
Terjadinya loyalitas kepada pekerjaan menurut Poerwopoespito (2014), tercermin pada sikap pegawai yang mencurahkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki, melaksanakan tugas dan tanggung jawab, disiplin, serta jujur dalam bekerja. Sikap pegawai sebagai bagian dari instansi tersebut adalah loyal.
Loyalitas adalah tindakan yang menunjukan sikap dukungan yang konsisten kepada organisasi atau instansi, dimana dia bekerja atau kesadaran pegawai itu sendiri dengan seluruh kemapuan, keterampilan, pikiran dan waktu untuk mencapai tujuan organisasi serta tidak melakukan tindakan – tindakan yang tidak sesuai dengan aturan. Loyalitas adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari serta dalam pelaksanaan tugas. Loyalitas identik dengan kesetiaan yang semestinya dilakukan dalam berbagai kondisi tanpa syarat dan tanpa mengharapkan adanya imbalan. Loyalitas merupakan kondisi physiologis yang mengikat pegawai didalam organisasi atau instansi saat dia bekerja. Loyalitas bukan hanya sekedar kesetiaan fisik yang tercermin dari seberapa lama orang berada didalam organisasi atau instansi tersebut, namun dapat dilihat dari seberapa besar pikiran, perhatian, gagasan serta dedikasinya tercurah sepenuhnya kepada organisasi atau instansi tersebut.
Lalu, kenapa kita harus loyal dan mengapa loyalitas itu penting dikalangan instansi atau organisasi.?
Loyalitas adalah penentu yang sangat penting dalam kemajuan suatu organisasi, dimana kualitas dan kepatuhan seorang bawahan kepada atasannya dalam organisasi yang ditunjukan melalui sikap atau tindakan itu akan menentukan maju atau tidaknya organisasi, sebab mutu dari kesetiaan seseorang ditunjukan dengan memberikan dukungan dan kepatuhan yang teguh kepada organisasi itu sendiri.
Loyalitas merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional manusia, sehingga untuk mendapatkan kesetiaan seseorang maka kita harus dapat mempengaruhi sisi emosional orang tersebut. Mendapatkan loyalitas dari seseorang bukanlah suatu pekerjaan yang mudah untuk dilakukan, sebab loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional, dan untuk mendapatkan sikap loyal seseorang terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya.
Dalam satu organisasi atau instansi pasti menginginkan adanya sifat loyal pada pegawai mereka yaitu kesetiaan dan kepatuhan menjadi faktor utama yang dapat diberikan pegawai kepada organisasi atau instansi tersebut dimana dia bekerja.
Seseorang dapat dikatakan loyal jika mempunyai komitmen yang dipegang secara mendalam untuk mendukung suatu organisasi dimana dia bekerja. Ketika kita sudah mampu bersikap loyal maka kita kembalikan lagi kepada diri kita, apakah manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki ,mendukung, serta membangun keterikatan emosional sudah terpenuhi.? Tentu tidak, Banyak hal yang belum kita pahami bahkan terkadang kita salah mengartikan arti loyalitas yang sesungguhnya sebab kita melihat karakteristiknya dan perilaku seseorang yakni didalam diri pegawai yang loyal pada umumnya terdapat rasa memiliki terhadap organisasi, sehingga pegawai itu bersikap dan bertindak selalu hati-hati ,bertanggung jawab yang tinggi, dan taat pada aturan organisasi, memiliki kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu sikap loyalitas pegawai selain dapat dilihat dari kepatuhan dan ketaatannya juga dapat dilihat dari kinerjanya dan tingkat ketertarikannya terhadap tugas-tugas dan pekerjaan yang dia laksanakan.
Kadangkala kita tidak dapat menilai tingkat loyalitas seseorang pada organisasi misalnya karena melihat dari segi kesejahteraan gaji dan fasilitas , pemenuhan peningkatan karier atau penempatan pada posisi yang tepat yang sering membuat mereka loyal atau rasa aman dalam bekerja dan mendengarkan pendapat dari pegawai tersebut bisa jadi berpengaruh pada tingkat loyalitas tapi mungkin itu hanya sebagian kecil dari yang kita pahami dan ketahui dari arti loyalitas yang sesungguhnya.
Dari sisi physiologis hubungan antar manusia terjadi pada tiga unsur yaitu, inter aksi, inter relasi dan inter dependensi, artinya dalam hubungan antar manusia akan terbentuk saling berhubungan, saling mempengaruhi dan saling ketergantungan. Dalam pemahaman ini kembali kepada diri kita masing-masing, yaitu tentang siapa Dia dan siapa Saya. Pertanyaan ini akan sangat membutuhkan jawaban yang simple dan akurat. Dia adalah atasan dan Saya adalah bawahan, atau sebaliknya, Dia adalah bawahan dan Saya adalah atasan. Dari jawaban tersebut diatas, tentu sudah tergambar bagaimana sikap , tindak tanduk , pola pikir/mindset yang berbeda.
Sudah tidak bisa dipungkiri lagi ketika menjadi bawahan tingkat loyalitas harus number one dalam sebuah organisasi. Dan ketika menjadi atasan/Pimpinan dalam sebuah organisasi harus selalu mendahulukan kepentigan organisasi daripada kepentingan lainnya.
Loyalitas adalah salah satu aspek dan tolak ukur kepemimpinan dimana dia harus bisa menunjukan dan menciptakan lingkungan kerja yang baik dan kondusif, memfasilitasi training pengembangan skill, meningkatkan jenjang karier bawahan, memberikan reward / penghargaan kepada bawahan. Kepemimpinan yang baik menuntut kesetiaan dari kekuatan etis.
Karena dalam suatu organisasi akan mampu berkembang dengan baik apabila dapat mengelola sumber daya yang ada didalamnya, salah satunya adalah sumber daya manusia. Dalam pengelolaan sumber daya manusia dibutuhkan suatu kepemimpinan yang mampu mengarahkan serta menggerakkan sumber daya manusia untuk mengikuti aturan yang melahirkan sikap disiplin kerja yang tinggi pada tempat kerja yang dia kerjakan. Dalam perkembangannya instansi dituntut untuk membangun rasa percaya diri, rasa kepuasan dan memotivasi sumber daya manusia yang bekerja di dalamnya, sehinnga terciptanya loyalitas yang tinggi terhadap instansi tersebut. Salah satu sarana penting pada manajemen sumber daya manusia dalam sebuah organisasi adalah tercapainya loyalitas kerja pada pegawai. Maka dari itu marilah kita memahami arti dari loyalitas yang sesungguhnya dan menyikapinya dengan baik demi kepentingan organisasi yang kita banggakan.